Sunday, December 25, 2016

tugas essai



KREATIVITAS TEATER GEMA UNIVERSITAS PGRI SEMARANG MEMUKAU PENONTON
           
            Teater Gema UPGRIS yang merupakan salah satu UKM yang bergengsi di UPGRIS, menampilkan bakat anggotanya pada selasa 4 Oktober 2016 kemarin di Aula Gedung Pusat Lantai 7 Universitas PGRI Semarang yang mengusung cerita Jaka Tarub dan monolog yang berjudul Balada Sumarah mendapat sambutan hangat dan meriah oleh penonton. Mahasiswa UPGRIS banyak yang berminat menyaksikan pentas drama tersebut, terbukti saat menyaksikan penonton banyak yang terhibur dan penonton tertawa dengan aksi pemeran yang membawakan ceritanya dengan lucu saat menyaksikan Jaka Tarub dan terpukau semua penonton hening dan serius menyaksikan penampilan monolog yang berjudul Balada Sumarah. Saya sendiri sebagai penonton dan termasuk mahasiswa UPGRIS yang mengikuti UKM Teater Gema sangat bangga, dan termotivasi untuk memperajari seni peran lebih dalam lagi. Seni peran ini bisa melatihan percaya diri kita saat tampil di depan orang banyak. Mengasah kretivitas pun salah satunya, di seni peran kita harus bisa menjadi aktor atau aktris yang prefesional dan menguasai teknik-tekniknya. Jadi seni peran itu tidak mudah yang seperti kita lihat. Memahami diri sendiri dan menguasai perasaan dan emosi diri sendiri merupakan tantangan untuk diri sendiri.
          Seni peran merupakan sebuah seni yang mengunakan cara atau startegi untuk menanamkan pengetahuan dan keterampilan kepada generasi muda. Dengan memerankan suatu tokoh dengan suasana emosi dan perasaan yang berbeda-beda, bisa melatih untuk mengetahui sejauh mana kita memahami diri sendiri. Dengan seni peran kreativitas seseorang akan di uji. Saat  penampilan pentas drama kemarin pun tidak untuk hiburan semata saja, banyak nilai-nilai hidup yang kita dapatkan di cerita tersebut. Kita apresiasikan tentang kreativitas dan kerja keras teater gema mengadakan acara-acara seperti, sebab seni peran sudah di indonesia sudah buruk. Karena adanya acara televisi yang mengatasnamakan seni peran, tetapi isinya hanya leluconan yang tidak mendidikan bahkan isinya hanya bullyan semata. Kita sebagai generasi muda harus bisa berkarya sekreatif mungkin agar bangsa ini bisa maju terutama dalam bidang seni baik itu peran atau pun yang lainnya.
          Sebagai mahasiswa UPGRIS saya melihat Teater Gema memiliki peluang untuk memberikan prestasi terbaik untuk mengharumkan nama Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) di kancah nasional. Teater gema memunculkan bakat-bakat generasi muda dalam bidang seni peran sangatlah berhasil, terbukti saat pentas drama kemarin penampilannya bagus dan membuat memukau semua penonton. Mereka tertawa dan sangat terpukau saat menyaksikannya. Dan penontonnya pun banyak sehingga sedikit berdesakkan saat menonton.
          Mungkin kendala saat acara kemarin hanya tempat duduk penonton yang kurang nyaman, sebab yang menonton banyak dan tidak sebanding dengan tempat yang ada, membuat penonton berdesak-desakkan. Dan kurang nyamannya lagi kemarin saya duduk di bagian belakang dan tidak terlihat nyaman melihat pentas drama tersebut, karena terhalang penonton yang di depan dengan ukuran tubuh lebih besar dari saya. Mungkin jika nanti ada acara seperti ini tempat duduk penonton bisa di atur lagi. Dari pemeran pentas drama kemarin bagus dan saya sangat terpukau dengan monolog Balada Sumarah dan cerita Jaka Tarub nya menghibur semua penonton antusias melihat jalan ceritanya dari awal hingga akhir acara. Kerja keras dan kreativitas mahasiswa Universitas PGRI Semarang yang mengikuti menyukseskan acara kemarin patut kita apresiasikan, sebab ini adalah contoh generasi penerus bangsa yang memiliki jiwa untuk membangun bangsa agar lebih baik lagi.
Memunculkan bakat generasi muda dalam seni peran tidak mudah, banyak kendalanya yang terutama seperti rasa malu dan grogi yang harus dihilangkan. Sebab dalam seni peran dituntut untuk berperan di atas panggung dan dilihat oleh banyak orang, rasa malu dan grogi adalah musuh terbesar yang harus dihilangkan, cara menghilangkannya pun tidak mudah itu adalah tantangan terbesarnya. Dan kurangnya minat generasi muda sekarang dengan seni peran saat ini memperhatinkan. Kurangnya kreativitas generasinya bagaimana bangsa ini bisa maju jika penerusnya tidak mau mengasah pikiran-pikaran positif yang akan membangun bangsanya sendiri.
Dengan adanya acara pentas drama kemarin mahasiswa Universitas PGRI Semarang bisa menggunakan waktunya, untuk melihat karya hasil dari UKM Gema yang sudah terkenal di Universitas PGRI Semarang. Semoga bisa memotivasi dan memberi contoh yang baik bagi penikmat pentas drama kemarin. Acara kemarin pun ramai penontonnya dan kebanyakan dari jurusan bahasa yang merupakan, jurusan yang sedikit mengulik seni drama di mata kuliahnya dan ada beberapa mahasiswa baru yang ingin menonton bagaimana pentas drama karya teater gema tersebut. Bagaimana tidak ramai jika semua jurusan Universitas PGRI Semarang berminat menyaksikan acara tersebut. sehingga suasana acaranya pun ramai banyak dukungan dan pujian dari penonton untuk karya teater gema kemarin. Saya sendiri menyaksikannya sangat senang dan memberi kesan yang baik untuk diri saya sendiri.
Teater gema seharusnya lebih sering mengadakan acara seperti ini, agar peminat seni peran lebih banyak dan akan memunculkan aktor dan aktris baru yang lebih berkualitas. Acara kemarin pun sukses tidak luput dari orang-orang yang di belakang panggung dan setting panggung yang bagus sehingga pentas tersebut sukses dan lancar hingga selesai. Selain itu teater gema mengadakan acara ini sangat berguna, kita bisa tau bahwa pentas drama itu seperti ini dan tidak mudah untuk menjiwai suatu peran. Perlu latihan khusus karena menjiwai peran itu kita harus bisa menguasai perasaan dan emosi diri sendiri. Melawan rasa malu dan grogi pun itu tantangannya. Dalam pentas drama kita juga bisa mengerti cerita-cerita sejarah, legenda,dogeng ataupun yang lainnya yang jalan ceritanya dimodifikasi modern tanpa menghilangkan nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam cerita tersbeut. Memodifikasi ini bertujuan agar penonton tidak bosan dan nilai-nilai kehidupan pun bisa kita dapatkan dan tersampaikan kepada penonton, bukan hanya untuk hiburan saja kita juga harus memahami pesan dan amanat apa yang disampaikan jalan cerita tersebut.
Semoga dengan adanya teater gema dengan segala agenda acaranya bisa mengharumkan nama Universitas PGRI Semarang di kancah nasional dalam bidang seni peran dengan segudang prestasi. Dan bisa memotivasi generasi muda sekarang ini untuk memperlajari seni peran lebih dalam lagi. Karena seni peran mampu mendongkrak kreativitas anak bangsa. Sukses terus untuk teater gema Universitas PGRI Semarang agar dapat menghasilakan generasi muda yang handal dan berbakat di bidang seni peran.



Niza Noor Alfiyah
15410253
PBSI 3F

tugas kuliah pak naka



NIZA NOOR ALFIYAH
15410253
3F PBSI
MENUMBUHKAN CINTA TERHADAP SASTRA

Rabu,19 Oktober 2016 Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Senikemarin menyaksikan acara “UPGRIS BERSASTRA” di Balairung Universitas PGRI Semarang. Acara “UPGRIS BERSASTRA” dengan membahas 3 buku, 3 pembaca, 3 kritikus dan 1 pengarang merupakan acara untuk menyambut bulan bahasa yaitu untuk memperingati Sumpah Pemuda.UPGRIS BERSASTRA Ini merupakan acara untuk memotivasi, menambah wawasan dan mengupas tuntas tentang sastra bagi mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni. Mereka antusias mengikuti acara tersebut karena serangkaian acara hiburan pun ditampilkan, seperti launching album grup akustik Biscuittime yang semua personilnya adalah mahasiswa UPGRIS. Grup ini terbentuk karena awal mulanya karena musikalisasi puisi yang di buat menjadi sebuah lagu. Penampilan dari Biscuittime sangat menghibur penonton dengan lagu karya mereka, yang mungkin sedang menggambarkan suasana hatinya. Dan ada beberapa penonton yang sudah mengetahui karya mereka dan penonton pun ikut bernyanyi menikmati lagu yang dinyanyikan Biscuittime tersebut. Sehingga acara kemarin tidak membosankan dan penonton pun menikmatinya dan acara kemarin pun ada kuis yang hadiahnya adalah album dari Biscuittime dan buku dari penyair ternama yaitu Triyato Wikromo. Penampilan pembacaan puisi oleh mahasiswa yang mengikuti teater Gema pun membuat penonton terpukau, tarian yang di tampilkan oleh mahasiswa UPGRIS pun menghibur serta pembacaan cerita pendek dengan di tampilkannya tarian yang menggambarkan isi cerita pendek itu tidak kalah menarik.Acara ini menampilkan dunia sastra, seni dan musik yang di campurkan sehingga menarik perhatian penonton.
Penampilan selanjutnya dari Rektor Universitas PGRI Semarang yaitu bapak Dr. Muhdi, S.H, M.Hum. Beliaumengisi acara dengan membaca puisi yang berjudul Takziah dan Mereka Memalsukan Kisahku, serta beliau juga menampilkan keahliannya dalam dunia musik yaitu bermain gitar dan bernyanyi, beliau pun membagi pengalamannya dalam dunia musik dan sastra kepada penonton. Ini sangat memotivasi bagi penikmat acara kemarin, dan saat beliau tampil mengisi acara banyak penonton yang tertawa karena beliau memiliki sikap ramah, murah senyum, humoris dan tidak pelit dalam membagi ilmu serta pengalaman dalam hidupnya. Penampilan kedua juga tidak kalah menarik yaitu, penampilan dari wakil rektor yaitu ibu Dra. Sri Suciati, M.Hum dengan membaca puisi yang berjudul Selir Musim Panas serta di iringi dengan nembang dari salah satu mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Penonton sangat menikmati semua acara tersebut. Pembacaan puisi dari Bu Suci membuat penonton diam dan merinding merasakan dan menghayati, karena pembacaan dan iringan nembangnya membuat penonton menikmati penampilan beliau.
Pembawa acara “UPGRIS BERSASTRA” kemarin yaitu pak harjito salah satu dosen Universitas PGRI Semarang, beliau mengatur acara dengan baik dan sangat akrab dengan bintang tamu yang ada. Pembawaan acaranya pun cukup baik walaupun tempo berbicaranya terlalu cepat, sehingga saya sebagai penonton kurang jelas mendengarnya dan suasana balairung yang penuh dan berisik pun merupakan salah satu faktor yang membuat kurang nyaman saat menikmati acara. Jalannya acara pun lancar walaupun suasana yang berisik dan penuh pun, membuat kurang jelas karena suara penonton lebih keras dari suara pengisi acara, sehingga penonton kurang menghargai pengisi acara. Banyak mahasiswa yang keluar masuk balairung, ini bisa menganggu jalannya acara. Mungkin di lain waktu jika ada acara seperti ini keamanan lebih di perketat agar jalannya acara tidak terganggu.Salah satunya diperketat di pintu balairung, penjagaan disana harus diamankan lagi. Semoga ini menjadi kritikan untuk meningkatkan kulitas agar acara selanjutnya tidak ada kekurangan.
Bintang tamu dalam acara UPGRIS BERSASTRA kemarin pun adalah tokoh penyair yang memiliki segudang karya dan pretasi yang membuat penonton semakin penasaran , bagaimana sebuah karya sastra berupa tulisan bisa mengangkat derajat dan dapat dikenal baik penyair maupun karyanya. Bintang tamunya yaitu seorang penyair yang bernama Triyato Wikromo beliau adalah sastrawan indonesia. Beliau adalah Redaktur Sastra Harian Umum koran Suara Merdeka dan dosen Penulisan Kreatif Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang. Karya-karyanya sangat menarik seperti kumpulan cerita pendek yang berjudul Surga Sungsang yang terbit tahun 2014, Kematian Kecil Kartosoewirjo terbit tahun 2015 dan beliau menerbitkan karya kumpulan cerita pendek pada tahun ini yaitu 2016 yang berjudul Bersepeda ke Neraka. Dalam acara UPGRIS BERSASTRA kemarin menghadirkan 3 kritikus yaitu Bapak Dr. Nur Hidayat, M.Hum, Bapak Prasetyo Utomo, Bapak Widyanuari Eko. Mereka membahas sastra secara detail dan membagi wawasan mereka kepada penonton. Dalam acara tersebut sastra yang di kupas secara tuntas membuat penonton ingin lebih tau secara detail tentang dunia sastra. Terlebih lagi penontonnya rata-rata adalah jurusan bahasa yang mempelajari sastra sehingga ada hubungannya dengan mata kuliah, ini membantu mahasiswa untuk memperdalam tentang dunia sastra. Mungkin banyak mahasiswa yang kurang tertarik dengan dunia sastra dan kurangnya pengetahuan mereka tentang sastra. Maka dari itu UPGRIS mengadakan acara ini agar memotivas dan memberi pengetahuan tentang sastra kepada mahasiswa. Dalam acara UPGRIS BERSASTRA tersebut mengupas tuntas 3 buku, 3 pembaca, 3 kritikus dan 1 pengarang ini semoga bermanfaat dan dapat menumbuhkan rasa ingin mempelajari dan menekuni dunia sastra. Sehingga muncul penyair-penyair baru yang berkualitas yang akan meneruskan karya dan prestasi sastrawan indonesia terdahulu. Semoga dengan acara UPGRIS BERSASTRA ini dapat menumbuhkan generasi yang akan menjadi sastrawan indonesia yang hebat dan menciptakan karya-karya yang mengharumkan negara Indoneisa dengan segudang pretasinya.

tugas kuliah



HILANGKAN GENGSI, UTAMAKAN SPORTIFITAS DUNIA OLAH RAGA INDONESIA

Saya menanggapi opini dari Imam Nahrawi menteri pemuda dan olah raga indonesia yang berjudul Belajar dari PON Jawa Barat 2016 (Kompas,28 September 2016). Saya setuju dengan opini dari MENPORA Republik Indonesia karena salah satu acara olah raga yang sudah mendunia yaitu PON yang dilaksanakan di Jawa Barat baru-baru ini. Mandapat sambutan dan tanggapan baik dari Menteri Pemuda dan Olah Raga (MENPORA), terkait kinerja semua pihak yang ikut mesukseskan acara ini.
Adanya acara PON ini sebagai evaluasi semua pihak agar lebih meningkatkan kualitas atlet dari semua cabang olah raga yang ada Indonesia, hal ini untuk mempersiapkan atlet indonesia mampu bersaing di tingkat internasional. Tetapi dengan suksesnya acara ini masih saja ada pertarungan gengsi antar daerah, yang mengunggulkan daerahnya masing-masing. Terbukti banyak pelanggaran yang sudah di abaikan oleh semua pihak, hal ini terjadi karena adanya kecurangan atau di iming-imingi bonus yang besar. Seharusnya dunia olah raga indonesia dibumbui oleh sportifitas bukan dengan kecurangan orang-orang yang meutamakan gengsi, nama baik daerah maupun isi kantongnya. Sebenarnya menjaga nama baik setiap daerah itu diperbolehkan, tetapi tidak melupakan sportifitas dalam dunia olah raga. Jika ini terjadi secara terus menerus akan mencemarkan dunia olah raga di Indonesia.
PERAN PEMERINTAH
Peran pemerintah sangat penting dalam perkembangan dunia olah raga di Indonesia, oleh sebab itu pemerintah harus lebih memantau jalannya acara-acara olah raga yang diselenggarakan di Indonesia. Pemerintah tidak hanya memberikan fasilitas dan dana untuk menyelenggarakan acara ini, tetapi pemerintah harus juga ikut serta dalam mesukseskan acara tersebut dengan terjun langgsung. Dengan cara memberikan motivasi untuk seluruh atlet maupun pihak-pihak yang terkait dalam acara tersebut. Agar meningkatkan rasa sportifitas dan semangat, tidak hanya memikirkan hadiah atau bonus yang akan diberikan jika menang. Dan pemerintah seharusnya mempersatukan antar provinsi agar tidak terjadi persaingan yang akan menciderai dunia olah raga di Indonesia dan hentikan fanatisme kedaerahan yang sudah sering terjadi.
Mendukung daerahnya masing-masing itu penting tetapi juga harus menjunjung tinggi rasa sportifitas. Mari bangsa Indonesia ciptakan atlet yang berkualitas, yang mampu bersaing di kancah internasional. Jika pertarungan gengsi semakin marak terjadi, tujuan besar PON sebagai pembinaan atlet berjenjang guna melahirkan para juara yang siap tanding di kancah internasional tidak akan tercapai. Berikan hukuman pada pihak-pihak yang menodai dunia olah raga indonesia dan tanamkan rasa sportifitas dan semangat berjuang pada masyarakat agar tidak terjadinya kecurangan yang sekarang sedang marak terjadi di belakang panggung. Karena atlet-atlet indonesia berpontensi melahirkan juara-juara yang mampu bersaing dan berkualitas, juga menjunjung tinggi rasa spostifitas bukan hanya kebutuhan materi saja.
Oleh karena itu mari kita junjung tinggi nilai sportifitas dan hilangkan fanatisme kedaerahan. Kita dukung dunia olah raga indonesia tanpa memandang bonus dan iming-iming materi yang ditawarkan oleh pihak-pihak yang menodai dunia olah raga. Kita juga harus memberi hukuman bagi pihak-pihak yang menodai dunia olah raga, dan menegakkan semua peraturan agar tidak terjadi kecurangan lagi.




Niza Noor Alfiyah
PBSI 3F/15410253

mengkomentari essai teman



Nama                         : Niza Noor Alfiyah
Kelas                          : 3F
NPM                           : 15410253
Jurusan                     : PBSI


            Saya sudah membaca dan memahami essai dari Davi Ul Khasanah yang berjudul “Seni Peran di Kalangan Mahasiswa”. Menurut saudara Davi menekuni seni peran itu tidak mudah dan butuh latihan khusus, terutama melatih emosi dan percaya diri. Saya setuju dengan pernyataan tersebut karena seni peran adalah seni yang memerulkan latihan khusus yaitu olah perasaan, tidak mudah saat memainkan peran dan percaya diri salah faktor utama mendukung bagaimana saat seseorang memainkan peran. Oleh sebab itu acara teater gema kemarin patut kita berikan apresiasi yang tinggi, karena tidak mudah memainkan suatu peran dan dilihat oleh banyak penonton. Saya juga sependapat dengan saudara Davi tentang diadakan acara pentas drama kemarin dapat memotivasi generasi muda saat ini. Karena generasi muda sekarang ini kurang berminat dengan seni peran, mereka kurang percaya diri dan belum merasakan asyiknya terjun dalam seni peran. Apa yang kita mainkan dalam seni peran merupakan gambaran kita dalam kehidupan sehari-hari.
            Menurut saya essai saudara Davi kurang mengupas tuntas secara detail seni peran yang sesungguhnya. Isi essai tersebut hanya menjelaskan inti seni peran tanpa mengupas tuntas secara detail. Dan essai saudara Davi hanya menjelaskan jalan cerita pentas drama yang diadakan teater gema tanpa mengupas tuntas seni peran yang sesungguhnya, karena judul essai saudara Davi mefokuskan seni peran tapi isi essai tersebut tidak mejelaskan secara detail pengertian dari seni peran tersebut. Acara kemarin juga tidak hanya menjelaskan pentas drama saja, tetapi monolog juga dan di isi essai saudara Davi tidak menjelaskan pngertian dari monolog. Mungkin banyak pembaca kurang paham tentang monolog. Saudara davi hanya menjelaskan jalan cerita monolog tersebut tanpa mengupas apa itu monolog ?
            Acara yang diadakan kemarin saya sangat menikmatinya, maju terus untuk teater gema Universitas PGRI Semarang. Semoga teater gema bisa memunculkan generasi muda yang handal dalam seni peran dan bisa membanggakan Universitas PGRI Semarang.



            Menaklukan Kreativitas dalam diri

            Setelah saya membaca dan memahami esai dari Niza Noor Alfiah ynag berjudul “Kreativitas Teater Gema Universitas PGRI Semarang”. Menurut Niza seni peran bisa melatih diri kita saat tampil didepan orang yang banyak. Salah satunya mengasah atau menaklukan kreativitas dalam diri kita. Dalam seni peran kita diharuskan kita menguasai teknik-teknik dan menjadi profesional layaknya seorang aktor atau aktris. Dalam esai tersebut kurang mengartikan keseluruhan mengenai seni peran. Padahal seni peran itu seperti seni yang unik karena letak keindahannya ada peran-peran yang dimainkan. Dalam memainkan seni peran harus mempelajari bagaimana teknik menciptakan dan memainkan peran yang dimainkan oleh pemeran dan sebagai seorang tokoh tertentu baik di atas panggung maupun dalam sebuah film seperti yang ditampilkan oleh UKM Teater Gema menampilkan pentas drama yang berjudul Jaka Tarub dan monolog Balada Sumarah. Dalam seni peran harus memunculkan kreativitas dalam diri kita sendiri.
            Cerita Jaka Tarub dan monolog Balada Sumarah itu sangatlah bagus dan membuat penonton terngangah dalam menyaksikan pertunjukan pentas drama tersebut. Penonton sangat antusiasmengamati pertunjukan pada malam acara tersebut yang digelar oleh Teater Gema. Namun tidak semua penonton menyaksikan dengan seksama dikarenakan tempat duduk untuk penonton membuat ketidaknymanan unyuk menyaksikan pertunjukan tersebut. Sehingga penonton ada yang berbicara sendiri dengan teman sebelahnya ditambah pemeran bidadari dalam cerita Jaka Tarub bersuara kurang lantang. Setidaknya jika pemeran bidadari tersebut berbicara sangat lantang dan keras maka penonton akan lebih serius memperhatikannya.